Andi, adalah seorang murid di sebuah sekolah negeri di kotanya. Dia menjadi salah satu siswa teladan di kotanya. Dia pintar, rajin, ulet, dan juga sabar. Dia hampir menguasai semua bidang. Kominikasinya baik, akademiknya mendukung, aktif, dan juga lihai dalam olahraga. Hampir sempurna. Banyak siswa yang mengidolakannya. Selain otaknya yang encer, tampangnya sangat mendukung, tinggi, putih bersih dan wangi. Suatu hari, Andi mengikuti Olimpiade tingkat Kabupaten. Dua minggu sebelum lomba, dia mendrill dirinya dengan setumpuk soal dengan berbagai tipe. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk belajar. Di sekolah guru pun mendukungnya. Dia mendapat dispensasi khusus untuk persiapan lomba. Pada hari lomba itu, Andi bangun kesiangan karena semalaman digunakan untuk membaca materi. Dia bergegas mandi dan langsung pergi ke sekolah tanpa sarapan dan hanya pamit dari jauh pada kedua orang tuanya. Dia datang sangat mepet di lomba itu dan segera memasuki ruangan. Dia mengerjakan dengan lancar, menggambarkan seperti apa usaha yang telah dilakoninya. Namun, sebuah hasil yang mengejutkan datang seminggu setelahnya. Dia hanya selisih satu poin dengan anak yang mewakili ke provinsi. Ini membuat Andi terpukul. Usut punya usut ada satu hal yang terlewat yang tidak kalah penting dari usahanya itu. Melangitkan yang di bumi.
Lalu apa yang seharusnya dilakukan oleh Andi?
Usaha adalah hal yang wajib dilakukan selama jantung masih berdetak. Ikhtiar yang dilakukan untuk mewujudkan sebuah harapan. Pengertian usaha sendiri adalah sebuah cara yang dilakukan untuk memdapatkan sesuatu. Jadi usaha menjadi salah satu hal yang menentukan hasil akhir pada harapan seseorang.
Usaha sendiri memiliki dua jenis. Yang apabila keduanya digabungkan akan menjadikan hal yang luar biasa. Keduanya adalah usaha dunia dan usaha melangitkan yang di bumi. Maksudnya, usaha dunia adalah ikhtiar yang dilakukan seseorang dengan hal yang berkaitan dengan duniawi (fisik, terlihat), contoh: belajar supaya pandai, bekerja supaya mendapatkan uang, dan lainnya. Sedangkan usaha melangitkan yang di bumi adalah doa. Kenapa? Karena yang di bumi akan sia-sia jika tidak dipasrahkan pada Allah, dzat pemiliki segalanya.
Usaha dunia, ketika mengusahakan sepenuh jiwa raga untuk mewujudkan harapan secara fisik terlihat jelas seperti apa hasilnya. Seperti cuplikan di atas, Andi mendrill dirinya selama dua minggu maka dia akan lihai mengerjakan soal yang disodorkan padanya. Seperti pepatah, usaha tidak akan mengkhianati hasil, itu memang benar. Terlihat perbedaan antara yang berusaha dan yang seadanya saja.
Namun, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, usaha yang lain pun perlu dilakukan. Yaitu melangitkan yang di bumi, atau yang sering kita sebut dengan doa. Doa adalah kekuatan yang paling kuat dari kekuatan yang ada. Kerena doa melibatkan Allah, sang pencipta alam semesta. Maka tidak ada ciptaan-Nya yang bisa melebihi-Nya. Doa adalah pertolongan yang pasti akan terwujud.
Usaha tanpa doa adalah sombong. Kenapa demikian? Karena telah melupakan sang Khalik yang menentukan segalanya. Dan jika doa tanpa usaha adalah sia-sia. Karena apa? Karena Tuhan tidak akan merubah nasib hamba-Nya jika dia tidak mau berusaha. Jadi hal yang sangat pantas untuk dilakukan adalah berusaha yang diiringi dengan doa.
Tetapi, ketika sudah berusaha juga berdoa pada Allah namun hasilnya tidak seperti yang diinginkan, maka barsabarlah dan terima kenyataan dengan lapang dada. Karena yang diberikan oleh Tuhan itu hal terbaik untuk hamba-Nya. Tuhan maha tau apa yang pantas hamba-Nya peroleh. Barangkali ada harapan yang sudah terlupakan yang baru terwujud saat itu, Tuhan baru memberinya. Tuhan maha pemberi pemberi di waktu yang tepat, bukan waktu yang hamba-Nya inginkan.
Maka sempurnakanlah usaha dengan doa. Jika tidak saat itu dikabulkan, semoga dikabulkan pada waktu yang tetap.

0 Komentar