Sebab lelahku menyendiri

Berteman sepi nan menyelimuti

Gelak yang menjelma ilusi

Tentang rasa yang tak menghendaki seorang diri

 

Bayang menari dalam memori

Membias dalam raga Abdillahi

Meniti citra Ilahi

Masih semu nan menarik emosi

 

Terulang kembali bayang itu

Dalam tusukan malam nan syahdu

Elok rupa mengusik anganku

Seindah bidadari dalam dongeng ibu

 

Bayang menjelma sang empu

Memicing tajam netraku

Gemuruh menggebu kalbu

Gemetar menyerang ragaku

 

Indah angan tak selaras realita

Memukul harap nan memburu

Menusuk menembus raga

Terhunus peluru hingga ke kalbu

 

Bayang itu

Kini berganti rupa

Pada raga penuh tulus kasihmu

Menggantinya dalam relung dada

 

Kembang mekar dari wajahnya

Menyeruak berseri nan menenangkan

Garis senyum terbentuk olehnya

Yang samar namun mendamaikan

 

Wahai bayangku

Kemarilah membersamaiku

Meniti jalan berliku itu

Selaras seirama di samping diriku